Pejuang
69 tahun silam kami persembahkan detik nadi..
Jerih payah perjuangan selalu menjadi usaha kami..
Darah dan luka menjadi makanan kami setiap hari…
Kematian tidak pernah putus dalam hari-hari kami..
Kami berjuang dengan sepenuh tenaga untuk negeri
Hancur lebur tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat tapi menyejukkan hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil beriring do'a
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi Indonesia
Untuk meraih cita-cita merdeka
Hancur lebur tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat tapi menyejukkan hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil beriring do'a
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi Indonesia
Untuk meraih cita-cita merdeka
Perusak
Karuptor
Namamu seperti raja
Tenarmupun bagai pengusa
Senyummu penuh ceria
Malumupun seakan sirna
Kamu buat kami menangis
Kamu buat kami merana
Kamu buat kami sengsara
Dan kamu buat kami menderita
Imanmu semakin sirna
Amanahpun kau acuhkan
Ada duit kau terlena
Koruptor
Betapa banyak dosamu pada kami
Kau gunakan uang negra untuk nafsu
belaka
Sudah banyak rakyat yg menderita
Wahai koruptor
Kau sombongkan dengan pangkatmu
sehingga kami terluka
Uang Negara kau rampas
Guru
Wahai anak anakku jadilah kalian
manusia besar dan berharga
Bermanfaat bagi nusa dan agama
Gantungkan cita-citamu setinggi
bintang diangkasa
Jadilah manusia yang terkenal
berkaliber nasional bahkan internasional
Korbankanlah pikiranmu, tenagamu dan
perasaanmu
Hilangkan bayangan yang mematikan
kreatifitas
Bekerjalah sampai tuntas
Kyai
Janganlah kau pernah lupa pada
akhirat
Sehingga di akhir hidupmu kau
berkata oohh alangkah cepatnya kehidupan..
Ketahuilah bahwasannya kehidupan
adalah menanti kematian
Teman dan harta adalah cobaan
Ingatlah ketika jasadmu terbujur
kaku tak berdaya..
Paras tampan dan tubuh yang perkasa
akan menjadi rebutan binatang2 tanah
Dan akhirnya hanya tersisa tulang
belulang..
Alangkah tak berharganya jasad ini,
yang bertahun2 kau banggakan dank au sanjung berakhir dan tamat terhimpit oleh gelap dan sempit
Mengapa manusia terpikat oleh nikmat
sesaat
Sedangkan hidup tak lebih hanya
kisah riwayat
Sekali hidup kemudian tamat
Lalu apa yang ditinggalkan untuk
umat
No comments:
Post a Comment