ARTI
DAN SCOP PENDIDIKAN SOSIAL
Ada beberapa
tiga penafsiran dalam memberikan arti pendidikan sosial,
Pertama,
Drs. St. Vembriarto mengemukakan bahwa, pendidikan sosial diartikan sebagai
usaha mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial, atau pendidikan jasmani,
religius, etik, dan intelek.
Tugasnya,
mempengaruhi dan mengarahkan proses sosialisasi sesuai dengan tujuan
pendidikan.
H.A.R TILAAR dan
Drs. SARDIN PABBADJA melihat arti pendidikan dari makna sempit dan luas. Dalam
arti sempit sebagai proses sosiolisasi anak berarti mengarahkan kegiatannya
pada sosolisasi anak dalam lingkungan sekolahnya. Tetapi mereka keberatan atas
makna sempit, maka yang dikehendaki adalah makna luas yang tidak hanya
sosolisasi lingkungan saja, tetapi lebih dari itu.
Drs. HAMIDJOJO,
mengatakan suatu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat
untuk mendidik, membina, membimbing, membangun individu dalam sosial dan
alamnya, supaya secara bebas bertanggungjawab sebagai pendorong kearah
perobahan dan kemajuan.
DR. LIEM TJONG
TIAT, dia berkeberatan karena,
a.
Pendidikan selalu
ditujukan kepada totalitas pribadi, pendidikan tidak hanya memperhatiakan satu
aspek saja, dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.
b.
Pendidikan selalu
memperhatikan perkembangan sikap sosial manusia, tidak mungkin mengembangkan
menjadi a-sosial atau anti sosial.
Kedua,
J.S. BRUBACHIER, dalam bukunya A History of The Problems of Education,
mengartikan sebagai Pendidikan informal, atau Out of School Education. Tetapi
penggolongan pendidikan ini tidaklah tepat, di dalam pendidikan formal terdapat
pendidikan informal juga; pendidikan luarpun dapat dilakukan secara formal. St, Vembriarto.
Prof. Dr. Santoso membagi dua bentuk out
of school education, yaitu informal dan nonformal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang
tidak terorganisir secara strukturil dan tidak mengenal sama sekali
penjenjangan kronologis menurut umur, ketrampilan, pengetahuan. Pendidikan
nonformal adalah pendidikan yang diorganisir isi pendidikannya diprogram secara
tertentu. Maka pendidikan nonformal lebih memiliki prosedur daripada pendidikan
informal. Persamaannya, sama-sama dilakukan di luar sekolah.
Ketiga,
F.C ROBBINS dalam bukunya Educationsl Sociology, sebagai usaha mempengaruhi dan
mengarahkan proses perubahan sosial. Proses ini merupakan suatu gejala yang
sangat kompleks, yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, kulturil,
teknologi, dan sebagainya.
Prof. Dr. Santoso Hamidjojo mengatakan
pendidikan sekolah dan perkembangan sosial, Pendidikan sosial adalah pendidikan yang dilakukan diluar sistem
persekolahan biasa, pendidikan ini sebagai usaha yang sengaja dan teratur untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan manusia. Adapun perkembangan sosial adalah
usaha yang disengaja dan teratur untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat.
Jadi pendidikan sosial menitik beratkan kepada pendekatan individu, dan
perkembangan sosial menitikberatkan kepada perkembangan sosial.
Keempat,
MASAKO SHOJI, PH.D, pendidikan sosial adalah organized programs of out of
school education activities. Pengertian ini mempunyai unsur-unsur, yaitu
a.
Pendidikan sosial
adalah dalam arti yang sebenar benarnya.
b.
Pendidikan sosial
adalah usaha yang terorganisir, tujuan, dasar, isi, metode, dan alat-alatnya
dirumuskan secara eksplisit dan sistematis.
c.
Lapangan pendidikan
sekolah adalah pendidikan luar sekolah.
Scope pendidikan sosial berdasarkan
“Seminar identifikasi Problema Pendidikan”, adalah
1.
Pendidikan perorangan
di luar sekolah diberikan kepada,
-
Anak-anak yang belum
pernah sekolah.
-
Anak-anak yang
meninggalkan pendidikan SD/SLTP dan tidak melanjutkan lagi.
-
Orang-orang dewasa.
-
Anak-anak dibawah 18
tahun yang perlu dire-edukasi.
-
Orang-orang dewasa yang
memerlukan re-edukasi.
2.
Community education, kegiatan
pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu lingkungan
budaya.
Lembaga-lembaga yang bersangkut paut
dengan pendidikan di luar sekolah yaitu,
1.
Lembaga-lembaga
pemerintahan:
-
Pendidikan Masyarakat
pada Departemen P dan K
-
BPMD pada Departemen
Pertanian
-
BKIA pada Departemen
Kesehatan
-
Bimbingan Sosial, Panti
Asuhan, Panti Karya
-
Departeman
Kemasyarakatan pada Departemen Kehakiman
2.
Lembaga-lembaga swasta
-
Perusahaan-perusahaan
dan organisasi-organisasi non departemen
-
Gerakan Pramuka,
Club-club Pemuda dan Swasta
-
Panti Asuhan Swasta
-
Perkumpulan KB
-
Koperasi
Lembaga-lembaga yang ada sangkutpautnya
dengan community education;
1.
Lembaga-lembaga
pemerintahan
-
Pusat-pusat kesenian
-
Pusat-pusat Pendidikan
Kepemudaan
-
Pusat-pusat olahraga
2.
Lembaga-lembaga swasta,
Gerakan
Pramuka, organisasi-organisasi kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, Organisasi
Wartawan.
Maka, begitu luasnya cakupan pendidikan
sosial, tidak terbatas pada aktivitas-aktivitas educatif saja tetapi
reeducatif, anak-anak maupun dewasa. Adapun scopnya tidak hanya memasuki bidang
di luar kompetensi tetapi justru ke dalam bidang kewajaran. Apalagi jika
dihubungkan dengan makro teaching, pendidikan tidak hanya terbatas pada
pendidikan sekolah saja, tetapi lebih luas dari itu.
Nampak bahwa pendidikan luar sekolah
mempunyai peran yang penting, apalagi jika dikaitkan peda pendidikan sepanjang
masa (life long education), baik secara horisontal, yang memberikan kesempatan
kepada semua orang untuk mengenyam pendidikan tanpa membedakan tingkat umur,
sosial, ekonomi, dan budaya. Dan secara vertikal, yang memberikan kesempatan
kepada seseorang untuk mendapatkan pendidikan dari jenjang yang paling rendah
sampai tingketan jenjang yang paling tinggi.
No comments:
Post a Comment