Wednesday, 1 March 2017

ARTI DAN SCOP PENDIDIKAN SOSIAL



ARTI DAN SCOP PENDIDIKAN SOSIAL

Ada beberapa tiga penafsiran dalam memberikan arti pendidikan sosial,
Pertama, Drs. St. Vembriarto mengemukakan bahwa, pendidikan sosial diartikan sebagai usaha mempengaruhi dan mengembangkan sikap sosial, atau pendidikan jasmani, religius, etik, dan intelek.
Tugasnya, mempengaruhi dan mengarahkan proses sosialisasi sesuai dengan tujuan pendidikan.
H.A.R TILAAR dan Drs. SARDIN PABBADJA melihat arti pendidikan dari makna sempit dan luas. Dalam arti sempit sebagai proses sosiolisasi anak berarti mengarahkan kegiatannya pada sosolisasi anak dalam lingkungan sekolahnya. Tetapi mereka keberatan atas makna sempit, maka yang dikehendaki adalah makna luas yang tidak hanya sosolisasi lingkungan saja, tetapi lebih dari itu.
Drs. HAMIDJOJO, mengatakan suatu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik, membina, membimbing, membangun individu dalam sosial dan alamnya, supaya secara bebas bertanggungjawab sebagai pendorong kearah perobahan dan kemajuan.
DR. LIEM TJONG TIAT, dia berkeberatan karena,
a.       Pendidikan selalu ditujukan kepada totalitas pribadi, pendidikan tidak hanya memperhatiakan satu aspek saja, dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.
b.      Pendidikan selalu memperhatikan perkembangan sikap sosial manusia, tidak mungkin mengembangkan menjadi a-sosial atau anti sosial.


Kedua, J.S. BRUBACHIER, dalam bukunya A History of The Problems of Education, mengartikan sebagai Pendidikan informal, atau Out of School Education. Tetapi penggolongan pendidikan ini tidaklah tepat, di dalam pendidikan formal terdapat pendidikan informal juga; pendidikan luarpun dapat dilakukan secara  formal. St, Vembriarto.
Prof. Dr. Santoso membagi dua bentuk out of school education, yaitu informal dan nonformal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terorganisir secara strukturil dan tidak mengenal sama sekali penjenjangan kronologis menurut umur, ketrampilan, pengetahuan. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diorganisir isi pendidikannya diprogram secara tertentu. Maka pendidikan nonformal lebih memiliki prosedur daripada pendidikan informal. Persamaannya, sama-sama dilakukan di luar sekolah.

Ketiga, F.C ROBBINS dalam bukunya Educationsl Sociology, sebagai usaha mempengaruhi dan mengarahkan proses perubahan sosial. Proses ini merupakan suatu gejala yang sangat kompleks, yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, kulturil, teknologi, dan sebagainya.
Prof. Dr. Santoso Hamidjojo mengatakan pendidikan sekolah dan perkembangan sosial, Pendidikan sosial  adalah pendidikan yang dilakukan diluar sistem persekolahan biasa, pendidikan ini sebagai usaha yang sengaja dan teratur untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan manusia. Adapun perkembangan sosial adalah usaha yang disengaja dan teratur untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat. Jadi pendidikan sosial menitik beratkan kepada pendekatan individu, dan perkembangan sosial menitikberatkan kepada perkembangan sosial.

Keempat, MASAKO SHOJI, PH.D, pendidikan sosial adalah organized programs of out of school education activities. Pengertian ini mempunyai unsur-unsur, yaitu
a.       Pendidikan sosial adalah dalam arti yang sebenar benarnya.
b.      Pendidikan sosial adalah usaha yang terorganisir, tujuan, dasar, isi, metode, dan alat-alatnya dirumuskan secara eksplisit dan sistematis.
c.       Lapangan pendidikan sekolah adalah pendidikan luar sekolah.

Scope pendidikan sosial berdasarkan “Seminar identifikasi Problema Pendidikan”, adalah
1.      Pendidikan perorangan di luar sekolah diberikan kepada,
-          Anak-anak yang belum pernah sekolah.
-          Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/SLTP dan tidak melanjutkan lagi.
-          Orang-orang dewasa.
-          Anak-anak dibawah 18 tahun yang perlu dire-edukasi.
-          Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.
2.      Community education, kegiatan pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat sebagai salah satu lingkungan budaya.
Lembaga-lembaga yang bersangkut paut dengan pendidikan di luar sekolah yaitu,
1.      Lembaga-lembaga pemerintahan:
-          Pendidikan Masyarakat pada Departemen P dan K
-          BPMD pada Departemen Pertanian
-          BKIA pada Departemen Kesehatan
-          Bimbingan Sosial, Panti Asuhan, Panti Karya
-          Departeman Kemasyarakatan pada Departemen Kehakiman
2.      Lembaga-lembaga swasta
-          Perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi non departemen
-          Gerakan Pramuka, Club-club Pemuda dan Swasta
-          Panti Asuhan Swasta
-          Perkumpulan KB
-          Koperasi
Lembaga-lembaga yang ada sangkutpautnya dengan community education;
1.      Lembaga-lembaga pemerintahan
-          Pusat-pusat kesenian
-          Pusat-pusat Pendidikan Kepemudaan
-          Pusat-pusat olahraga
2.      Lembaga-lembaga swasta,
Gerakan Pramuka, organisasi-organisasi kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, Organisasi Wartawan.

Maka, begitu luasnya cakupan pendidikan sosial, tidak terbatas pada aktivitas-aktivitas educatif saja tetapi reeducatif, anak-anak maupun dewasa. Adapun scopnya tidak hanya memasuki bidang di luar kompetensi tetapi justru ke dalam bidang kewajaran. Apalagi jika dihubungkan dengan makro teaching, pendidikan tidak hanya terbatas pada pendidikan sekolah saja, tetapi lebih luas dari itu.
Nampak bahwa pendidikan luar sekolah mempunyai peran yang penting, apalagi jika dikaitkan peda pendidikan sepanjang masa (life long education), baik secara horisontal, yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mengenyam pendidikan tanpa membedakan tingkat umur, sosial, ekonomi, dan budaya. Dan secara vertikal, yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mendapatkan pendidikan dari jenjang yang paling rendah sampai tingketan jenjang yang paling tinggi.

No comments:

Post a Comment