KOMUNIKASI PELATIH
Pengantar
Komunikasi berasal dari bahasa
latin communication, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat
terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan
oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Salah satu tujuan komunikasi
adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun sekelompok orang
sebagaimana yang dikehendaki komunikator,agar isi pesan yang disampaikan dapat
dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya.
Untuk dapat melaksanakan Program Kegiatan
Peserta Didik ( PRODIK ) yang telah di susun bersama, Pembina Pramuka dalam
satuan hendaklah menciptakan Komunikasi yang baik dan mengadakan pergaulan yang
harmonis dengan Peserta Didik, dan sebagai anggota masyarakat kiranya menjadi
kewajiban kita pula untuk mengadakan komunikasi dengan masyarakat sebagai
faktor pendukung keberhasilan pendidikan yang kita laksanakan.
Fakta
Pengertian bergaul adalah berteman. Di
dalam segenap aktivitas Satuan Pramuka bergaul adalah bentuk penyatupaduan
interaksi yang bermanfaat antara kegiatan, Pembina dan Peserta didik guna
mencapai kesuksesan. Pertemanan yang baik dibangun oleh komunikasi yang baik
yang dapat menghilangkan berbagai rintangan, kesalah pengertian, serta dapat
mengembangkan pembentukan sikap yang baik.
Bergaul dalam satuan pramuka adalah
segenap aktivasi komunikasi yang menyatu antara pembina dengan peserta didik
sehingga timbul hubungan timbal balik yang bermanfaat, antara kegiatan
pembina dengan peserta didik yang saling mempengaruhi
Komunikasi dan bergaul bertujuan
untuk menggiatkan peserta didik terlibat dalam kegiatan dengan semangat kerja
sama yang tinggi dan dilaksanakan dengan senang hati.
Pertukaran gagasan diantara para pelatih
dan pembina dalam suatu organisasi kepramukaan dalam sruktur lengkap yang khas
disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam organisasi
kepramukaan, sehingga tugas berjalan dengan baik. Tiga dimensi komunikasi
internal:
1.
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari pelatih ke peserta
dan dari peserta ke pelatih dengan cara timbal balik.
2. Komunikasi
horizontal yaitu komunikasi mendatar antara peserta dengan peserta. Berlangsung tidak formal
maupun formal.
3. Komunikasi diagonal
yaitu komuniasi antara pelatih.
A.
Prinsip - prinsip hubungan dalam pergaulan
a.
Adanya sinkronisasi antara tujuan Program
Peserta Didik (Youth Program me) dengan tujuan pribadi
peserta didik dalam satuan Pramuka.
b.
Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan
bagi peserta didik sehingga mereka bersemangat dalam kegiatan kepramukaan.
c.
Adanya informalitas yang wajar dalam hubungan
kerja, sehingga terasa suasana kekeluargaan dan pertemanan.
d.
Peserta didik ditempatkan sebagai subjek,
sehingga mereka selalu berusaha untuk aktif dalam setiap kegiatan.
e.
Mengembangkan kemampuan para anggota sampai
tingkat yang maksimal.
f.
Adanya tugas - tugas yang menarik dan
menantang.
g.
Adanya alat perlengkapan yang cukup.
h.
Setiap anggota difungsikan menurut keahlian dan
kecakapannya.
i.
Diberikan penghargaan saat anggota berprestasi.
B.
Hakekat Berkomunikasi
a.
Pergaulan dapat terjadi
bilamana antara Pembina Pramuka
dengan peserta didik
selalu terjalin komunikasi yang baik.
b.
Komunilkasi yang baik
didukung oleh sikap :
1)
Egaliter atau kesetaraan
2) Sopan dan santun
3) Menepati janji dan saling mempercayai.
4) Tahu berterima kasih
5) Menghargai waktu
6) Bertutur kata yang baik dan jelas, suara maupun makna (tidak ambigus atau
mendua arti)
7) Ramah dan bersahabat
8) Tidak menggurui, tidak merasa paling tahu, tidak merasa paling bisa, dan
tidak merasa paling hebat, sehingga orang merasa tidak ada tekanan ketika akan
mengemukakan pendapat.
9) Memberi kesempatan dan melatih peserta didik untuk berani mengemukakan
pendapat.
10) Mengkritisi dengan bijaksana
11) Tidak memotong pembicaraan orang lain.
Kemampuan berkomunikasi
dan bergaul wajib dimiliki Pembina Pramuka dan peserta didik karena pada
hakekatnya Pramuka merupakan agent of change atau agen pembaharuan.
Komunikasi yang baik antara Pembina dengan
peserta didiknya dapat membangun semangat kerjasama yang tinggi dalam
pelaksanaan berbagai kegiatan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam
setiap kegiatan terdapat beberapa kendala yang disebabkan karena komunikasi
yang terjadi belum baik. Beberapa akan kita akan kemukakan beberapa kendala dan
hamabatan dalam berkomunikasi, beserta solusi yang harus dihadapi.
A.
Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi
Hambatan Komunikasi
1.
Hambatan teknis
2. Keterbatasan
fasilitan dan peralatan komunikasi dari sisi teknologi yang semakin berkuranf
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan infromasi
sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media
komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam buku Personel Management, 1976
jenis hambatan teknis dari komunikasi yaitu:
a. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas.
b. Kurangnya informasi
c. Kurangnya keterampilan
membaca
d. Pemilihan media yang kurang tepat.
Sedangkan hambatan
yang timbul dari kegiatan antar pelatih dan peserta didik adalah :
1.
Dari Pihak Peserta Didik
a.
Peserta didik malu
menyampaikan permasalahan, ide, pikiran, dll., tetapi ia diam (introvert).
b.
Peserta didik terlalu
banyak menyampaikan permasalahan.
c.
Ada peserta didik yang
terlalu mendominasi komunikasi (dominator)
d.
Peserta didik yang selalu
mencela orang lain.
e.
Peserta didik yang tidak
menyampaikan permasalahan, ide, pikirannya, dll. tetapi selalu menggerutu, atau
bersungut-sungut.
f.
Peserta menganggap
informasi Pembina tidak perlu.
2.
Dari Pihak Pembina
(Komunikator)
a.
Pembina membuat jarak
pergaulan
b.
Kurang percaya diri/rendah
diri
c.
Kurang menguasai masalah
d.
Kurang memiliki
keterampilan berbicara/berkomunikasi
e.
Terlalu percaya diri
(menganggap dirinya sendiri yang selalu benar)
f.
Sombong/angkuh/selalu
membanggakan dirinya/merasa paling pandai/paling mengerti/paling hebat
g.
Selalu mengikuti kehendak
orang lain (walaupun orang tersebut salah)
h.
Sulit berbicara/sering
gagap/sering kehilangan sesuatu yang ingin dikemukakan
i.
Ingin berbicara
terus-menerus, tidak memberi kesempatan peserta didik untuk memberikan respon.
j.
Memaksakan kehendak.
k.
Meremehkan orang lain.
l.
Menjadikan orang lain
sebagai objek.
3.
Dari suasana lingkungan
a.
Gaduh
b.
Lalu-lalang
c.
Ada objek lain yang lebih
menarik
3.
Solusi mengatasi hambatan
1.
Untuk Peserta Didik
a. Menempatkan diri Pembina tidak lebih tinggi dari peserta didik,
b. Berkomunikasi dengan saling menghargai (yang muda mengormati yang tua –
yang tua menyayangi yang muda)
c. mendorong mereka untuk berani menyampaikan masalahnya, mengingatkan kepada
peserta didik lain agar tidak mentertawakan pendapat orang lain.
d. Bagi para dominator di rem, agar tidak terlalu banyak yang dibicarakan,
kita ajari mereka bagaimana berbicara efektif.
e. Bungkus “pesan” yang akan disampaikan secara menarik.
2.
Untuk Pembina
a.
Bergaul seperti halnya
adik-kakak/orang tua dan anak – untuk Siaga
b.
Kuasai masalahnya sebelum
menyampaikan pesan.
c.
Buat suasana jangan
terlalu formal.
d.
Pelajari joke-joke
e.
Jangan merasa lebih tinggi
dengan siapapu yang diajak bicara.
f.
Jangan menceriterakan diri
anda terus-menerus.
g.
Jangan menceriterakan
hal-hal sampai berkali-kali.
h.
Jadilah orang yang punya
pendirian, jangan membebek.
i.
Tarik nafas dalam-dalam,
tenangkan jiwa, bayangkan apa yang mau dibicarakan, barulah bicara.
j.
Tahu diri, bila sebenarnya
anda adalah orang yang membosankan, berilah kesempatan pada orang lain untuk
bicara.
k.
Memaksakan kehendak itu
sifat para tirani, tetapi bila anda memang benar menurut norma agama,susila,
hukum, etika – buatlah lawan bicara anda menyadari, setidaknya mendengarkan
dengan baik apa yang anda bicarakan.
l.
Jangan berbicara
muluk-muluk lebih-lebih pada orang yang pendidikannya, pengalamannya lebih
banhyak.
m.
Jangan meremehkan pendapat
orang lain. Nabi bersabda, ”Hikmah itu darimana saja datangnya ambillah”.
n.
Orang lain harus dianggap
sebagai subjek, setara dengan kita
3.
Kondisi dan Lingkungan
a.
Carilah tempat yang lebih
baik, apabila pembicaraan tersebut sangat penting.
b.
Minimalisir atau jauhkan
objek yang lebih menarik yang mengganggu komunikasi anda.
Syarat-syarat
untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1.
Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.
Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan
dimengerti.
3.
Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian
atau minat di pihak peserta didik.
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak
peserta didik yang dapat menguntungkannya.
5.
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan
atau reward bagi peserta didik.
Dengan adanya komunikasi
yang baik antara Pembina dengan peserta didik, akan tercipta :
6.
Suasana persaudaraan yang
erat.
7.
Saling mempercayai.
8.
Kelancaran proses kegiatan
yang sedang dilaksanakan
9.
Proses saling menerima dan
memberi.
10.
Kemudahan mengatasi
masalah-masalah yang muncul pada proses kegiatan
Dalam hal ini Pembina Pramuka wajib
menjadi contoh bagi peserta didiknya dalam berkomunikasi dan bergaul, karena
dalam proses pendidikan peserta didik cenderung meniru Pembinanya.
Penutup
Kemampuan bergaul yang ditunjang oleh kemampuan
berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang Pembina Pramuka akan mewarnai
kepemimpinannya dan pengelolaan satuan yang menjadi binaannya.
No comments:
Post a Comment