METODOLOGI ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Paper ini merupakan review buku Metodologi Studi
Islam, karya Abuddin Nata, khususnya bab kesembilanbelas yang berjudul, “Model
Penelitian Pendidikan Islam.” Pada bab ini, dibahas tentang metode Ilmu
Pendidikan Islam dengan pemenggalan pengertian dari Ilmu Pendidikan Islam
menurut kacamata scienties. Maka akan diuraikan menjadi beberapa sub-sub
pembahasan.
A.
Makna Pendidikan
dan Islam
Natta memulai makna dari kata pendidikan, Pendidikan
ini diartikan sebagai perbuatan ataupun cara mendidik. Dan menggunakan kata
“tarbiyah” sebagai bahasa Arabnya. Muhammad Al Naquib Al-Attas menentang
penggunaan kata “tarbiyah” dalam arti pendidikan, karena terkait dari pemikiran
modernis. Pendidikan dalam bahasa Inggris disebut dengan Educare, yang berarti
mengembangkan hanya untuk spesies hewan dan tidak terbatas untuk yang berakal.
(p.334) Penggunaan istilah tarbiyyah tidak tepat dengan struktur sematik system
konseptual Al Qur’an, maka ia berargumen,
- Apabila tarbiyah berarti mempengaruhi, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil yang sudah matang, dan menjinakkan. Maka tidak digunakan untuk manusia, tapi spesies-spesies yang lainnya, seperti hewan, tanaman, mineral. Istilah tarbiyah khusus untuk manusia saja bukan selainnya.
- Tarbiyah hanya berpuncak kepada otoritas Al Qur’an, tidak mengandung unsur intelegensi, pengetahuan, maka selayaknya menggunakan kata adab sebagai arti pendidikan, yaitu pengenalan, pengakuan yang berangsur-angsur ditanamkan dalam diri manusia, mencakup bimbingan, pengalaman dan lain sebagainya.
Setiap pendapat mempunyai argumen yang kuat.
Kelihatannya Al-Attas ingin menggunakan istilah tersebut lebih spesifik.
Abdurrahman An-Nahlawi mengatakan arti tarbiyah menjadi tiga. Pertama raba
yarbu, artinya bertambah dan berkembang (Qs. Arrum 30-39). Kedua, rabba
yarba, artinya tumbuh berkembang. Ketiga, rabba yarbuu, berarti
memperbaiki, mengurusi kepentingan, mengatur, menjaga, dan memperhatikan.
(p.337)
Sedangkan arti pendidikan menurut istilah, Ki Hajar
Dewantara mengatakan, bahwa pendidikan sebagai
daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran dan tubuh anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup.
Islam berarti aslama yuslimu islaman, yaitu
sentosa dan selamat. Kemudian menjadi agama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Islam sebagai agama yang komprehensif, yang sifatnya memberikan
keselamatan di dunia dan di akherat.
Maka Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
berdasarkan ajaran Islam, ataupun upaya membimbing, mengarahkan, membina
peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana, agar terbina suatu
kepribadian utama sesuai dengan nilai ajaran Islam.
B.
Aspek-aspek
Pendidikan Islam
Natta melihat aspek-aspek dari cakupan materinya,
yaitu dari Al Qur’an dan As Sunnah. Dilihat dari sejarahnya, pendidikan Islam
mencakup,
- Periode Pembinaan Islam, yaitu pada zaman nabi Muhammad saw.
- Periode Pertumbuhan Pendidikan Islam, dari wafatnya sampai masa akhir bani Umaiyyah yang diwarnai dengan perkembangan ilmu ilmu naqliyyah.
- Periode Kejayaan, yaitu yang diwarnai dengan berkembangnya ilmu-ilmu ‘aqliyyah.
- Periode Kemunduran Pendidikan Islam, yaitu jatuhnya Bagdad dan Mesir ke tangan Napoleon, diiringi dengan pindahnya perkembangan ke dunia barat.
- Periode Pembaharuan Islam, yaitu kebangkitan Islam dengan ditandai dengan pemikiran-pemikiran kontemporer. (p.342)
Maka Islam mengandung aspek-aspek, tujuan, kurikulum,
metode, guru, pendekatan, sarana prasarana, lingkungan, administrasi, yang mana
saling berkaitan satu sama lainnya. Apabila salah satu dari aspek tersebut
berubah, maka akan berubah semuanya.
C.
Metode Penelitian
Ilmu Pendidikan Islam
Tiga
macam pendidikan Ilmu Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir,
- Ilmu pengetahuan tentang hal yang empiris, dan berteori logis, ataupun yang disebut dengan science.
- Pengetahuan tentang objek logis, diperoleh dari obyek berfikir, tidak bersifat empiris, atau disebut dengan filsafat.
- Pengetahuan yang objek kajiannya tidak logis dan empiris, ataupun tasawuf. (p.344)
Seraya berkembangan ilmu yang empiris dan logis, maka
muncullah teori-teori yang sesuai dengan ajaran Islam yang disebut dengan Ilmu
Pendidikan Islam. Lalu dilanjutkan dengan penelitian-penelitian yang bersifat
terperinci. (p.346)
- Model Penelitian Problema Guru
Himpunan Pendidikan Nasional meneliti problema guru
dengan mengumpulkan data, dan bermetode penelitian survey. Ternyata dihasilkan
dari persoalan-persoalan, diantaranya kurangnya waktu istirahat, dan bantuan
yang kurang memadai. Maka tidak menyusun kerangka teorinya dalam pengumpulan
data.
- Model Penelitian Lembaga Pendidikan Islam
Penelitian yang dilakukan dengan observasi lembaga
pendidikan Islam, yaitu pesantren. Dan model penelitiannya dengan analisis
histories komparatif.
- Model Penelitian Kultur Pendidikan Islam
Dalam penelitian ini diambil metode yang dilakukan
para ahli pendidikan, diantaranya,
-
Model Penelitian
Mastuhu
Penelitian ini bertemakan tentang pendidikan
pesantren. Ada lima bab yang tertuang. Diantaranya, pendahuluan,
tinjauan pustaka, kerangka dan metode, hasil pembahasan, kesimpulan, dan saran.
Bab pendahuluan
mengemukakan hubungan pendidikan nasional dan pembangunan nasional yang bertata
piker luas. Disamping itu dicantumkan definisi operasional tentang pesantren
dan dinamikanya.
Adapun metodenya dengan pendekatan grounded research
atau berdasarkan analisis data dan fakta yang ada. Objeknya adalah
pesantren.Bab penelitiannya dikemukakan tinjauan pustaka dan system
pendidikan pesantren.
Bab ketiga
-
Mengemukakan
kerangka teori, dan pendekatan sosiologi, antropologis, dan fenomenologis.
-
Juga
langkah-langkah grounded research.
-
Ruang lingkup
penelitian meliputi tujuan, filsafat, tata nilai, struktur, susunan pesantren.
Bab keempat, mengemukakan hasil pembahasan.
Bab kelima,
mencakup kesimpulan penelitian.
-
Model Penelitian
Zamakhsyari Dhofier
Berjudul “Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai”
Bab pendahuluan, dikemukakan studi lapangan atau
grounded research. Studi tentang Islam pada umumnya dengan pendekatan
intelektual dan pendekatan teologi. (p.356)
Menunjukan sumbangan pendekatan sosiologis, yaitu
untuk mengurangi penarikan kesimpulan yang meleset.
Metodenya deskriptif dan analisis. Maka model
penelitiannya adalah penelitian lapangan.
Daftar Pustaka:
Natta, Abuddin, Metodologi Ilmu
Pendidikan Islam, judul dalam buku Metodologi Studi Islam,
Dasar dasar Metodologi Ilmu
Pendidikan Islam
-
Pendidikan Islam bersumber dari Al Qur’an,
اقرأ باسم ربك الذي خلق.
-
Pendidikan Islam menjadi sebuah ilmu dari pemikiran barat, lalu
dikembangkan secara Islami pada zaman kebangkitan Islam, dan bersifat
komprehensif yaitu keselamatan dunia dan akherat.
-
Adab sebagai arti pendidikan yang layak daripada tarbiyyah. Adab berarti
pengenalan, bimbingan, pengalaman, intelegensi, dan khususnya untuk orang yang
berakal. Adapun tarbiyyah berarti bertambah dan berkembang (raba yarbu), tumbuh
berkembang (raba yarba), memperbaiki dan mengurusi (rabba yarbu), maka mencakup
untuk yang berakal dan tidak berakal. Jadi tarbiyah lebih umum daripada adab.
-
Pendidikan mempunyai aspek-aspek, tujuan, kurikulum, metode, guru,
lingkungan, yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dan yang lainnya.
-
Model Penelitian Ilmu Pendidikan Islam:
- Tentang hal yang empiris, dan berteori logis, atau yang disebut dengan sains.
- Tentang objek yang logis diperoleh dari berfikir dan tidak berasal dari empiris atau yang disebut dengan filsafat.
- Tentang objek yang tidak empiris dan logis, atau yang disebut dengan tasawuf.
-
Metode penelitian IPI,
- Survey dan observasi, langsung melihat objeknya.
- Pendekatan analisis histories komparatif atau grounded research atau analisis data, studi lapangan, dan fakta yang ada.
No comments:
Post a Comment